ADMIN KONTAK

Selamat Datang Di Green World Sehat


Senin, 24 Maret 2014

Apendisitis - usus buntu, perlukah operasi untuk mengatasinya?

Senin, 24 Maret 2014
APENDISITIS
Apendisitis - Green World Sehat

DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan dan infeksi pada usus buntu (Apendiks).
Usus buntu (Apendiks) merupakan tonjolan kecil seperti jari yang terdapat pada usus besar, tepatnya didaerah perbatasan dengan usus halus.
Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting. 

Apendisitis bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia remaja dan usia 20 tahunan.



PENYEBAB
Penyebab Apendisitis belum sepenuhnya dimengerti. Namun pada sebagian besar kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya sumbatan pada usus buntu. Sumbatan bisa terbentuk dari kotoran kecil yang keras, benda asing atau bahkan cacing pada kasus yang jarang. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, maka usus buntu bisa pecah.

Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan ;
  • Keluarnya bakteri usus ke rongga perut, sehingga menyebabkan peradangan dan biasanya infeksi pada rongga perut (peritonitis) yang bisa berakibat fatal.
  • Terbentuknya abses (kantong berisi nanah dari infeksi).
  • Infeksi pada indung telur dan salurannya (tuba falopii) pada wanita. Sumbatan pada tuba falopi bisa menyebabkan ketidak suburan (infertilitas).
  • Masuknya bakteri ke dalam pembuluh darah (septikemia) yang bisa berakibat fatal.

GEJALA
Gejala-gejala yang muncul anatara lain berupa :
  • Pada kurang dari 50% penderita, nyeri mulai dirasakan pada perut bagian atas atau di sekitar pusar, kemudian mulai timbul dan muntah. Setelah beberapa jam kemudian, rasa mual menghilang  dan nyeri berpindah ke perut kanan bawah.
  • Perut kanan bawah terasa nyeri jika ditekan dan rasa nyeri semakin hebat saat tekanan dilepas.
  • Nyeri bisa bertambah jika bergerak dan batuk.
  • Nyeri bisa dirasakan meluas ketimbang terlokalisir di perut kanan bawah, terutama pada bayi dan anak-anak.
  •  Nyeri bisa tidak terlalu hebat pada orang tua dan ibu hamil.
  • Demam bisa terjadi antara 37,7 - 38,3 derajat Celcius.
  • Nyeri demam bisa bertambah hebat jika usus buntu pecah. Infeksi yang bertambah berat bisa menyebabkan terjadinya syok.

DIAGNOSA
Dugaan apendisitis (radang usus buntu) didasarkan pada gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk membantu memastikan diagnosa, antara lain ;
  • Pemeriksaan pencitraan seperti USG, foto rontgen atau CT scan.
  • Pemeriksaan darah, biasanya ditunjukkan oleh hasil leukosit (sel darah putih) yang meningkat.
Namun ada kalanya pembedahan bisa segera dilakukan bila dugaan apendisitis sangat kuat.


PENGOBATAN
Pembedahan merupakan terapi utama untuk mengatasi Apendisitis (radang usus buntu). Jika ditemukan adanya Apendisitis, maka antibiotik perlu diberikan melalui pembuluh darah dan usus buntu diangkat melalui pembedahan (apendiktomi).
Pembedahan perlu segera dilakukan untuk mencegah usus buntu pecah, terbentuknya abses atau peradangan selaput rongga perut (peritonitis), serta mengurangi resiko terjadinya kematian akibat Apendisitis.

Penundaan operasi usus buntu bisa berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejala muncul. Tanpa pembedahan atau pemberian antibiotika, lebih dari 50% orang dengan Apendisitis akan meninggal (biasanya pada orang-orang yang tinggal di daerah terpencil tanpa adanya akses fasilitas medis).

Usus buntu yang pecah memiliki prognosis yang buruk. Namun adanya pembedahan dan pemberian antibiotika telah menurunkan angka kematian hingga mendekati nol, tetapi mungkin terkadang diperlukan operasi berulang atau pemulihan yang lebih lama.


OBAT / SUPLEMEN TERKAIT :



Baca Juga :


0 komentar:

Posting Komentar

Mau Awet Muda?