Sindroma pernafasan timur tengah atau disebut juga MERS (Middle East Respiratory Syndrome), merupakan infeksi saluran nafas berat yang disebabkan oleh virus, dimana infeksi ini ditemukan pertama kali di Arab Saudi pada tahun 2012.
PENYEBAB
Penyebab virus ini adalah coronavirus jenis tertentu, yang disebut MERS-Cov.
Belum diketahui dari mana virus MERS berasal. Namun, ada kemungkinan bisa didapat dari hewan. Selain pada manusia, virus ini juga ditemukan pada unta dan kelalawar di Arab Saudi.
Ditemukan kadar virus yang tinggi pada mukosa (cairan) hidung dan mata unta.
Infeksi virus MERS pada manusia bisa menimbulkan infeksi pernafasan berat, tetapi tidak demikian dengan unta. Hewan ini mungkin hanya mengalami sedikit gejala (misalnya sekret hidung) atau bahkan tidak sama sekali.
GEJALA
Sebagian orang yang terinfeksi virus MERS menderita gejala
dan gangguan pernafasan akut yang berat, dimana timbul berupa gejala-gejala berupa demam, batuk dan sesak nafas. Infeksi MERS juga bisa menyebabkan gangguan gagal ginjal hinggan kematian pada sekitar 50% dari total penderita.
dan gangguan pernafasan akut yang berat, dimana timbul berupa gejala-gejala berupa demam, batuk dan sesak nafas. Infeksi MERS juga bisa menyebabkan gangguan gagal ginjal hinggan kematian pada sekitar 50% dari total penderita.
Virus MERS bisa menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat, termasuk dengan merawat atau tinggal bersama dengan orang yang terinfeksi.
Sejauh ini Sindrom Pernafasan Timur Tengah telah ditemukan pada beberapa negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Oman, Yordania dan Kuwait. Selain itu ada beberapa negara seperti Inggris, Perancis, Tunisia, Itali, Malaysia dan Amerika yang mendapatkan kasus MERS dari orang-orang yang memiliki riwayat bepergian ke timur tengah.
Ada juga infeksi dari orang-orang yang tidak bepergian tapi memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi.
Di Indonesia sendiri telah dilaporkan adanya kasus infeksi serupa yang dialami oleh mereka yang baru pulang dari ibadah haji / umroh di tanah suci. Dimana mereka mengalami demam, batuk, dan sesak nafas.
DIAGNOSA
Diagnosa didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Namun, orang-orang yang terinfeksi virus MERS tidak selalu bisa dideteksi sejak dini, karena sebagian penderita mungkin hanya mengalami gejala-gejala yang ringan dan tidak khas.
Selain itu pemeriksaan MERS-Cov tidak selalu tersedia. Pemeriksaan seperti PCR, Polymerase Chain Reaction hanya terdapat pada sarana kesehatan tertentu.
PENGOBATAN
Belum ada teraphy spesifik yang direkomendasikan untuk mengatasi infeksi virus ini (MERS-CoV). Pengobatan medis hanya bersifat supportif dan membantu mengatasi gejala-gejala yang ada.
PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus MERS. Ada beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan terutama untuk orang-orang yang hendak bepergian ke timur tengah, misalnya yang hendak pergi umroh atau haji, pencegahannya antara lain :
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air , meskipun tangan tidak terlihat kotor. Cuci tangan sedikitnya selama 20 detik dan bantu anak-anak untuk melakukannya juga. Namun jika tidak ada air dan sabun, bisa digunakan pembersih tangan berbahan alkohol.
Cuci tangan min. 20 detik - Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, karena infeksi dapat menular dengan cara ini.
- Menggunakan masker penutup hidung dan mulut, khususnya jika berada dikerumunan orang, hendak mengunjungi orang yang sakit, atau sedang sakit.
Cara-cara Mencegah MERS - Jagalah kesehatan tubuh, misal dengan makan-makanan bergizi dan olahraga teratur dan tidur yang cukup.
Super Nutrition makanan sempurna - Hindari kontak dengan orang yang sakit, termasuk tidak menggunakan peralatan makan-minum bersama.
- Perhatikan keadaan makanan, misalnya tidak mengkonsumsi makanan yang belum matang atau makanan yang disajikan dengan tidak bersih.
- Hindari kontak dengan hewan, khususnya Unta.
Hindari kontak dengan Unta - Orang-orang yang memiliki penyakit kronis seperti Diabetes, Gangguan ginjal, penyakit paru kronis atau gangguan kekebalan tubuh lebih beresiko. Oleh karena itu sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter sebelum bepergian dan lakukan pengobatan dengan baik.
- Jika saat bepergian atau setelah pulang seseorang mengalami gejala-gejala infeksi saluran nafas berat seperti, demam, batuk yang sangat mengganggu dan sesak nafas sampai kurun waktu 14 hari setelah bepergian, maka ia harus segera memeriksakan dirinya. Katakan pada dokter mengenai adanya riwayat bepergian, Selain itu hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan.
- Tutup mulut dan hidung saat bersin dan cucilah tangan sesudahnya.
- Penyelidikan terhadap sumber penularan perlu dilakukan sehingga dapat mencegah penularan lebih lanjut.
0 komentar:
Posting Komentar